Example floating
Example floating
Example 728x250
Peristiwa

Deklarasi SWJ Dan HPN 2025 (1): POTONGAN TUMPENG UNTUK WARTAWAN “PINGGIRAN”

0
×

Deklarasi SWJ Dan HPN 2025 (1): POTONGAN TUMPENG UNTUK WARTAWAN “PINGGIRAN”

Sebarkan artikel ini
Hendro Suprasetyo, Ketua SWJ, Melakukan Simbolik Penyerahan Potongan Tumpeng Kepada Kepala Dinas Kominfo Pemkab Jombang. (Foto: koran-k.com)
Example 468x60

JOMBANG, KORAN-K.com     –      Selalu saja. Setiap kali lagu ini dikumandangkan, suasana sakral bercorak mistik serasa hadir menyapa jiwa yang mendengarnya.

Kali ini, lantunan itu menggema kencang disudut komplek kantor Perhutani Jombang, Senin (10/2/2025). Tepatnya, di gedung pertemuan yang menempati area belakang kantor yang berhadapan dengan gedung Pemkab Jombang tersebut.

Ya. Lagu yang menyayat jiwa. Baitnya mengingatkan akan pentingnya kebersamaan dan kesolidan. Syairnya serasa menghentak, mengundang kesadaran universal bahwa siapapun kita, kepentingan bangsa adalah yang terdepan.

Lagu dengan ritmis dan corak musikal bergenre mars itu telah begitu kuat menghadirkan nada-nada kehidupan. Ya, tentang semangat hidup. Juga, tentang pentingnya meminggirkan ego sektoral saat kepentingan bangsa memanggil.

Lagu itu adalah lagu Indonesia Raya. Lagu besutan WR (Wage Rudolf) Supratman itu selalu saja sukses menghipnotis siapapun yang mendengarnya untuk selalu bangga dengan identitas diri dan bangsa.

Ini adalah tentang aku dan kamu untuk kemudian melebur menjadi kita. Dan lagu Indonesia Raya, adalah perekat ideologis yang pada titik tertentu cukup tegas melarang anak bangsa untuk tidak terjebak dalam sekat primordial, apalagi menjadi korban pengkotakan label.

Pada pagi itu, Jumat (10/2/2015), sekira pukul 09.30 wib, lagu Indonesia Raya itu menggema dalam gedung pertemuan kantor Perhutani. Semua yang hadir nampak serentak berdiri dan mematung hingga tiupan sukma itu berlalu.

Ada Kepala Dinas Kominfo Jombang yang mewakili Pj Bupati, ada perwakilan Polres Jombang, perwakilan Kodim Jombang, perwakilan DPRD Jombang, perwakilan OPD Pemkab Jombang, serta sejumlah elemen masyarakat yang lain dan tentu saja segenap angota SWJ.

Ya, SWJ. Itu adalah Solidaritas Wartawan Jombang. Sebuah wadah yang oleh penggagasnya, yaitu Hendro Suprasetyo, dimaksudkan untuk merangkul semua elemen sebagaimana semangat yang tergores dalam lagu Indonesia Raya.

Elemen yang dimaksud adalah komunitas wartawan yang ada di seantero Jombang. Hendro Suprasetyo melihat masih ada sekat yang begitu kuat diantara pekerja pers sehingga membuat sebagian wartawan menjadi terpinggirkan.

“Pengkotakan itu sangat tidak Indonesia, “gumam Hendro membeberkan awal mula SWJ dibentuk. Ia melihat negara telah berlaku tidak adil terhadap sejumlah wartawan yang oleh sebagian pihak diklaim sebagai kelompok “pinggiran” atau yang sengaja dipinggirkan.

“Jika benar kelompok ini dianggap tidak kredibel, tidak kualified, dan tidak profesional sebagaimana dimaksud dalam kode etik jurnalistik, lalu kenapa negara tidak berani memberangusnya? Itu artinya legalitas mereka sudah terpenuhi, “protesnya.

Hendo pun melihat bahwa persoalan sebenarnya terletak pada aspek pembinaan. Diakuinya, kelompok “wartawan pinggiran” memang terbilang minim soal mendapatkan asupan ilmu jurnalistik.

“Karena itu SWJ dibentuk untuk memberikan pelatihan dan pemahaman fundamental tentang disiplin ilmu jurnalistik. Dan potongan tumpeng itu, sejatinya saya persembahkan kepada mereka. Selamat Hari Pers, “tegas Hendro saat ditemui setelah acara Deklarasi SWJ dan peringatan HPN 2025. (din)

Example 300250

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *